Proses Pembuatan Batik Tulis Lasem

Mau tahu cara membuat Batik Tulis Lasem? Pada dasarnya, pembuatan Batik Tulis Lasem prosesnya hampir sama dengan pembuatan batik tulis di daerah lain.

Batik Tulis Lasem Tiga Negeri

Untuk menghasilkan Batik Tulis Lasem Tiga Negeri, yakni Batik Tulis Lasem yang berwarna dominan: merah, biru, dan soga/coklat, langkahnya sebagai berikut:

Read more...

Ciri khas berdasarkan warna

Konon ciri khas batik lasem adalah warna merah yang berbeda dari warna serupa batik dari daerah lain. Pewarnaan penting pada batik lasem sehingga penamaannya dihubungkan dengan jenis atau komposisi warnanya.

Bang Bangan
Batik Tulis Lasem berwarna kombinasi merah

Biron:
Batik Tulis Lasem berwarna kombinasi Biru

Bang Biron
Batik Tulis Lasem berwarna kombinasi Merah dan Biru

Es The
Batik Tulis Lasem berwarna kombinasi Biru/Hijau +Soga/Coklat

Tiga Negeri
Batik Tulis Lasem berwarna kombinasi Merah+Biru/Hijau+Soga/Coklat

Empat Negeri
Batik Tulis Lasem berwarna kombinasi Merah+Biru/Hijau+Soga/Coklat+Ungu (violet)

Read more...

Terbang Bersama Batik Lasem

Sore itu orang-orang berkumpul di ruang tamu yang penuh kain mori putih yang baru digambari malam (sejenis lilin untuk membatik), kain batik setengah jadi, sampai kain batik dalam karung siap kirim. Seperti yang rutin terjadi sehari-hari, saat itu buruh batik menunggu pembagian upah.
Saat seperti itu adalah saat yang membahagiakan bagi Santoso Hartono, pemilik usaha batik lasem ”Pusaka Beruang”. Wajah para pekerja berbinar menerima hasil jerih payahnya. Meski bukan industri pabrikan, saat ini tercatat 754 tenaga kerja terlibat dalam usaha batik lasem milik Santoso. ”Jika tak berani memberi makan orang (lain), apa artinya kerja?” kata penerima penghargaan Upakarti Jasa Pelestarian saat itu.
Para pekerja tersebut dibayar dengan sistem borongan berdasarkan pencapaian mereka hari itu. Sekitar Rp 5 juta-Rp 7,5 juta per hari mesti disiapkan Santoso untuk pembayaran upah. Tak ada lagi cerita buruh yang hanya dibayar Rp 4.000 per hari sebagaimana terjadi tahun 1990. ”Sekalipun buruh, mereka harus hidup layak,” kata Santoso.
Tidak semuanya bekerja di rumah, sekaligus tempat usaha, Santoso di Jalan Jatirogo, Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Sekitar 40 orang bekerja di bengkel kerja di kawasan Karasjajar, Kecamatan Pancur—sekitar 4 kilometer dari kediaman Santoso di Jatirogo. Di situ berdiri bangunan sederhana untuk menampung para pembatik. ”Industri makin mendekat ke desa, tempat tinggal para pembatik,” kata Santoso.
Sentra batik di Rembang adalah Kecamatan Pancur, Pamotan, dan Lasem. Masing-masing kecamatan punya ciri khas. Penduduknya memiliki keahlian tersendiri dalam membatik.
Santoso juga turut menggulirkan ide mempromosikan batik lasem sekaligus pelestarian bangunan cagar budaya. Tempat pemasaran yang berada di jalan pantai utara Rembang- Lasem itu bernama Griya Batik Lasem. Bangunan kuno yang didirikan tahun 1800-an tersebut pernah dipakai untuk Kawedanan Lasem. Saat ini bangunan itu menjadi pusat pemasaran batik lasem para pengusaha kecil menengah yang bergabung dalam Koperasi Batik Lasem.
”Selama ini perajin tersebar di daerah pedalaman Rembang sehingga pembeli kesulitan mengakses produk-produk perajin,” kata Santoso. Dengan adanya pusat pemasaran di pantura, dia berharap mampu ”mencegat” pembeli luar kota yang melalui jalur itu.
  Generasi ketiga
Santoso merintis usahanya Maret 2005 dengan hanya empat pekerja saja. Ia memang mengenal batik sedari kecil. Anak kedua dari enam bersaudara pasangan Tirto Hartono (Ang Tjay Gwan)-Sri Endah Wahyuningsih (Djie Frieda) ini generasi ketiga pembatik di keluarganya. Namun, sekalipun karya keluarganya laku sampai ke Jawa Timur, bahkan Sumatera, usaha mereka tidak tergolong besar. ”Kalau tidak salah, sudah tutup sejak 1980-an,” kata Santoso.
Usaha batik kala itu memang tidak cukup menguntungkan. Belitan tengkulak yang menjadikan keuntungan amat tipis, hanya Rp 1.500 per potong. Pengusaha batik tiarap. Buruh batik megap-megap dan akhirnya batik lasem pun terkapar di dasar.
Lulus sekolah menengah atas, Santoso muda merantau ke Jakarta. Beragam pekerjaan dijalani, termasuk mengumpulkan plastik bekas pembungkus mi instan. ”Saya pernah mengalami gajian Rp 45.000 per bulan,” kenangnya. Saat itu dia bekerja di sebuah perusahaan mebel ternama di Cibinong.
Tahun 1999, Santoso memutuskan pulang ke Lasem. Menikah pada tahun 2000, pasangan Santoso-Andriana masih mencoba beragam pekerjaan, mulai dari pengepul palawija sampai jual beli tembaga.
Titik balik terjadi tahun 2005, ketika Santoso ikut pelatihan batik Dinas Perindustrian Kabupaten Rembang. Bermodal pinjaman Rp 15 juta, Santoso memulai usahanya. ”Perjudian” pertama terjadi Maret 2005 ketika Santoso mengikuti pameran di Jakarta. Hasilnya? ”Cuma dapat Rp 475.000,” katanya tertawa.

Read more...

Produk-produk


 Sarong Kendoro
Material Prima

IDR 195,000.

Pemesanan,

contact:
Bu Yuni
083838914916
hwayuningsih@gmail.com

Sarong Tiga negeri
Material Prima

IDR 190,000.

Pemesanan,

contact:
Bu Yuni
083838914916
hwayuningsih@gmail.com

 Satu warna Biru
Material Prima

IDR 245,000.

Pemesanan,

contact:
Bu Yuni
083838914916
hwayuningsih@gmail.com


Selendang Kendoro
Material Prima

IDR 225,000.

Pemesanan,

contact:
Bu Yuni
083838914916
hwayuningsih@gmail.com
Selendang Tiga Negeri
Material Prima

IDR 220,000.

Pemesanan,

contact:
Bu Yuni
083838914916
hwayuningsih@gmail.com
Satu warna Coklat
Material Prima

IDR 250,000.

Pemesanan,

contact:
Bu Yuni
083838914916
hwayuningsih@gmail.com
Tapeh Kendoro
Material Prima

IDR 195,000.

Pemesanan,

contact:
Bu Yuni
083838914916
hwayuningsih@gmail.com
Tapeh Tiga Negeri
Material Prima

IDR 195,000.

Pemesanan,

contact:
Bu Yuni
083838914916
hwayuningsih@gmail.com




Read more...

Batik Lawangsewu

Ada yang mencolok dalam seremonial peresmian Purna Pugar Lawangsewu,Agenda yang dilanjutkan dengan pameran kerajinan Jawa Tengah ini nyaris semua pejabatnya mengenakan batik semarang dengan motif Lawangsewu Ngawang.

Padu padan warna hijau emerald dengan coklat soga khas batik seakan meruntuhkan konvensi bahwa pejabat selalu mengenakan warna partai penguasa.

Namun, yang lebih menarik, mencermati motif yang diciptakan Umi S Adisusilo, seorang perajin batik dari Sanggar Batik Semarang 16. Dalam motif tersebut, digambarkan Gedung Lawangsewu sedang mengangkasa di antara awan.

"Itu motif saya ciptakan tahun 2006 dan sudah mendapatkan Haki. Karena tergolong batik kontemporer, saya padukan dengan pola megamendung dari Jawa Barat," kata Umi.

Pola Lawangsewu mengangkasa ini merupakan terjemahan situasi saat itu, di mana tahun 2006, gedung tua yang dibangun tahun 1904 dengan arsitek dari belanda, Prof Jacob K Klinkhamer dan BJ Ouendag, ini tampak sia-sia. Sementara itu, pada saat yang sama, Pemerintah Kota Semarang menjadikan gedung utama NIS (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij) sebagai ikon kota.

"Keinginan menjadikan isu Lawangsewu sebagai arus utama seakan hanya berada di awang-awang. Lahirlah motif itu," tutur Umi. Umi S Adisusilo adalah seorang seniman batik terdepan di Semarang. Saat ini karyanya telah lebih dari 700 motif dan semuanya sudah didaftarkan Haki.

Dengan diluncurkannya motif itu lima tahun lalu, diharapkan pemerintah segera menangani bangunan bersejarah untuk melestarikan dan merevitalisasi bangunan itu. Dan, hal itu direspons dengan baik oleh pemerintah melalui pemugaran Gedung Lawangsewu serta pemanfaatannya agar bangunan itu tak lagi mangkrak.

Motif Lawangsewu sebenarnya telah menghasilkan beberapa varian, hanya saja motif Lawangsewu Ngawang seakan menjadi masterpiece di Sanggar Batik Semarang 16, bersama motif Asem Arang, Merak Njeprak, Merak Mangu, dan beberapa motif lain.

Sanggar batik yang diawali dari sebuah rumah tinggal ini merupakan embrio lahirnya batik semarang kontemporer tahun 2000-an. Sanggar itu pula yang memberikan pelatihan dalam upaya menghidupkan/revitalisasi kampung batik semarang. Dari berbagai pelatihan yang dikerjakan, saat ini Semarang memiliki beberapa perajin.

"Motif-motif kami biasanya lahir dari riset yang cukup komprehensif. Jadi, bukan asal menggambar berdasarkan imajinasi saja sehingga kami bisa bercerita mengenai dongeng di balik motif itu," kata Umi.

Ani Yudhoyono mengenakan motif Lawangsewu Ngawang bukan tanpa sebab. Ny Sri Bibit Waluyo, istri Gubernur Jateng, yang memilih untuk seragam pejabat yang hadir. Ia langsung memilih motif itu begitu melihat komposisinya. Lawangsewu Ngawang adalah motif batik bernuansa kritik sosial, tetapi pejabat sekelas Menbudpar Jero Wacik dan bahkan Ibu Negara ternyata tak alergi mengenakannya.
source:kompas

Read more...

Harga ditentukan oleh Warna


Batik Tulis Lasem seharusnya berharga murah, bukankah bahan katun primis harganya cuma puluhan ribu rupiah untuk selembar batik?
 
Pertanyaan seperti ini seing muncul. Dan jawabnya sudah siap tersedia, yakni selain bahan/kain, ada faktor lain sebagai penentu harga Batik Tulis Lasem, salah satunya warna!

Selain keunikan motif, warna menjadi roh dan nilai tertinggi Lasem Batik Art (Seni Batik Tulis Lasem).


Warna legendaris Batik Tulis Lasem adalah merah darah. Keabadian keindahan warna merah darah ini sudah terpatri dalam catatan sejarah Batik Indonesia. Konon tidak ada pembatik di daerah lain yang bisa membuat warna merah darah seindah merah darah Batik Tulis Lasem.

Namun demikian, arus zaman telah membawa Batik Tulis Lasem ke era penuh warna. Kini Batik Tulis Lasem sangat color full. Keindahan warna merah darah sering diselaraskan dengan warna-warna lain, terutama warna khas daerah lain. Hasilnya, tampilan Batik Tulis Lasem semakin memancarkan aura keindahan multikultural.

Read more...

Nilai Eksklusif Batik Tulis


Saya bangga dengan Batik Tulis Lasem. Kebanggan ini saya wujudkan dengan memakai Batik Tulis Lasem. Saya tidak memakai batik cap dan printing.

Bukan bermaksud meremehkan, ini hanya soal selera. Bagi saya Batik Tulis Lasem lebih memiliki nilai artistik estetis. Saya merasakan ada keunikan di setiap motif Batik Tulis Lasem. Pancaran aura keindahan Batik Tulis Lasem selalu berbeda, sehingga menjamin eksklusivitas penggunanya.

Saya juga hanya menawarkan dan melayani Anda Batik Tulis Lasem. Bukan batik cap dan batik printing. Keaslian dan kualitas Batik Tulis Lasem menjadi taruhan kredibilitas. Saya berikan orisinilitas, karena tujuan saya adalah kepuasan dan eksklusivitas Anda.

Read more...

Perawatan kain Batik


Keindahan Batik Tulis Lasem harus selalu dijaga. Nilai artistik estetik Batik Art (seni batik) Lasem ini jangan sampai ternoda. Warna dan detail motifnya jangan sampai cacat, akibat rusak hanya karena tidak paham merawatnya.
Tidak sulit menjaga keindahan Batik Tulis Lasem, khususnya yang sudah berbentuk busana. Ada tips tips standard yang bisa digunakan untuk menjaga kesempurnaan warna, motif, dan corak Batik Tulis Lasem. Berikut tips menjaga keindahan Batik Tulis Lasem selengkapnya:

Read more...

Modal Sedikit hasil bisa maksimal


Modal menjalankan Internet Marketing memang banyak, dan berita baiknya modal tersebut lebih banyak yang bukan uang dan Anda dan saya pada dasarnya sudah banyak yang punya modal ini, hanya saja mungkin kita kurang memanfaatkannya saja. alasan “kurang modal” yang menjadi hambatan banyak orang akan jauh lebih berkurang setelah membaca artikel Modal Internet Marketing ini. Semoga…

Read more...

Motf-motif Batik Lasem

Motif batik lasem beragam, seperti lokcan, banji, seruni, lung-lungan atau sulur-suluran tumbuhan, burung hong, tetapi bisa juga tumbuhan seperti pala, kilin (binatang dalam mitologi), dan kupu-kupu yang memperlihatkan pengaruh China.
Maryati, salah satu anggota KUB Srikandi desa Jeruk Pancur bisa menyebutkan motif-motif batik lebih banyak lagi. Antara lain adalah trutum, lathohan, naga puspa, ungkeran, semanggi, palangan, geblok kasur, cacingan, seritan, latohan, sisik trenggiling, bedaan, rukcan, kasiran, lung-lungan, jagung sak ontong, kricaan, ceplok melati, sido mukti, siri mulyo, krendo, lerekan, tawung, dan masih ada yang lain. Masih menurut Maryati, satu lembar kain batik bisa terdiri dari tiga nama motif tersebut di atas, atau lebih.

Sementara itu Ketua Dekranasda Rembang, Ny Umy Jazilah Salim dihubungi terpisah menyatakan, pihaknya selaku lembaga yang berkecimpung menangani bidang kerjainan menyambut gembira terwujudnya 3 show room tempat memamerkan hasil kerajinan asli kabupaten Rembang.
Ny Umy berjanji tidak akan menganakemaskan salah satu produk. Menurutnya seluruh produk adalah unggulan kabupaten Rembang, sehingga harus mendapat perlakuan yang sama.
Pihaknya juga akan melakukan terobosan dengan pengusaha yang termasuk katagori besar di Rembang, agar mau peduli dengan industri kerajinan rumahan untuk dibina dan dibentuk pola bapak asuh.

Read more...

Sekilas Mengenai Batik Lasem


Lasem sebagai sebuah kota kecil terletak dipesisir yang diyakini sebagai tempat dimana orang Cina pertama kali berlabuh didaratan Cina. Kota ini diperkirakan sebagai tempat tinggal komunitas dan pelabuhan penting di sebelah utara pulau jawa sejak abad IX dan menajdi satu dari tiga pelabuhan penting dimasa kerajaan Majapahit. Nama Lasem dipercaya dinamai oleh laksamana Ceng Ho yang mendarat dengan 63 buah armadanya La berarti 6 dan Sam berarti 3.
Kebudayaan Jawa dan Cina berpadu lalu menghasilkan sesuatu yang indah di lasem. Pengaruh kebudayaan Cina pada batik lasem dapat ditandai dalam motif seperti: Gambar Naga, Burung Merak, Kilin(Naga pada mitos Cina), Ayam, Kupu-kupu, Ikan Mas,dan lain-lain. Pengaruh kebudayaan Jawa ditandai dengan motif Parang, Kawung, Udan liris dan lain-lain.Warna dominan Batik Tulis lasem adalah: merah tua, biru, cokelat muda, hijau, biru tua, dan ungu. Warna yang paling unik dan popular adalah merah tua dan biasanya disebut merah darah ayam.

Read more...

Batik Lasem

Sejarah Batik Lasem erat hubungannya dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho pada tahun 1413. Babad Lasem karangan Mpu Santri Badra di tahun 1401 Saka ( 1479 M,), ditulis ulang oleh R Panji Kamzah tahun 1858 menyebutkan, anak buah kapal Dhang Puhawang Tzeng Ho dari Negara Tiong Hwa, Bi Nang Un dan istrinya Na Li Ni memilih menetap di Bonag setelah melihat keindahan alam Jawa.
Di tempat mukim baru ini, Na Li Ni mulai membatik bermotifkan burung hong, liong, bunga seruni, banji, mata uang dan warna merah darah ayam khas Tiong Hwa. Motif ini menjadi ciri khas unik Batik Lasem.
Keunikan Batik Lasem itu mendapat tempat penting di dunia perdagangan. Pedagang antarpulau dengan kapal kemudian mengirim Batik Lasem ke seluruh wilayah Nusantara. Bahkan diawal abad XIX Batik Lasem sempat diekspor ke Thailand dan Suriname. Batik Lasem memasuki masa kejayaan.
Booming Batik Lasem membuat perajin menjadi semakin kreatif. Motif baru seperti latohan, gunung ringgit, kricakan atau watu pecah bermunculan. Syahdan perajin menciptakan motif kricakan karena terinspirasi penderitaan rakyat saat harus memecah batu-batu besar untuk dibuat jalan raya pos oleh Daendels.
Batik Lasem terus menorehkan catatan emas hingga jelang berakhirnya penjajahan kolonial. Para pengusaha Batik Lasem yang berasal dari kalangan Tionghoa mendapat tempat istimewa di penduduk pribumi karena membuka lapangan kerja yang banyak.
Masa kejayaan batik yang menjadi ikon pembauran budaya Jawa dan Cina itu mulai menyurut tahun 1950-an. Penyebab utama kemunduran Batik Lasem adalah karena terdesak oleh maraknya batik cap di berbagai daerah. Selain itu, juga dikarenakan kondisi politik yang menyudutkan etnis Cina yang merupakan penguasa perdagangan Batik Lasem.
Menurut data Forum Economic Development (Fedep) Rembang, tahun 1950-an ada sekitar 140 pengusaha Batik Lasem. Tahun 1970-an jumlahnya merosot hingga tinggal separo. Puncaknya tahun 1980-an pengusaha Batik Lasem hanya tinggal mencapai 7 orang saja yang aktif. Selanjutnya perkembangan Batik Lasem terus mengalami pasang dan surut.

Read more...

Perbedaan Batik Tulis dan Batik Cap


Perkembangan batik pada masa sekarang cukup menggembirakan, hal ini berdampak positif bagi produsen batik-batik di berbagai daerah. Permintaan batik tulis maupun batik cap sangat tinggi sekali, walaupun kebutuhan pasar batik tersebut sebagian sudah dipenuhi dengan tekstil bermotif batik yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tekstil yang bermodal besar. Beberapa pengrajin batik menghendaki untuk pembayaran di muka agar produksinya bisa lancar dan pembeli akan segera menerima pesanan yang diminta, hal ini mengingatkan pada masa tahun 70-an dimana pada waktu itu batik juga mengalami permintaan yang cukup lumayan jumlahnya.

Read more...

Jenis Batik


Indonesia tercinta memiliki banyak budaya yang bisa kita banggakan di dunia internasional. Salah satunya kita mempunyai batik dan saat ini dinominasikan dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusian UNESCO (Representative List of Intangible Cultural Heritage-Unesco). Corak dan motif batik Indonesia sendiri sangat banyak, ada yang merupakan motif asli dari nenek moyang bangsa kita dan ada juga yang merupakan akulturasi dengan bangsa lain.inilah jenis-jenis batik yang ada di Indonesia:

Read more...

Definisi Batik


Sebenarnya Batik Berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan "nitik"kata batik sendiri memilki definisi pembuatan corak(motif batik) menggunakan canting yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.Dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik Busana Batik dan Blus batik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik Batik Solo adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Desain Busana Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak Busana Batik dan Blus batik hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.
Cara pembuatan:
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Read more...

Privacy policy

Seluruh posting yang ada di batiksupreme merupakan informasi yang dikumpulkan dari internet berdasarkan proses browsing, beberapa diantaranya ada juga pendapat pribadi
Kami tidak bertanggungjawab atas adanya kerugian, baik materiil maupun inmateriil, yang terjadi disebabkan oleh postingan-postingan tersebut. Jika diperlukan dan diinginkan, kami berhak untuk sewaktu-waktu mengubah atau menghapus artikel yang telah kami publikasikan sebelumnya tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Hal yang sama berlaku pula untuk keseluruhan blog batiksupreme ini.
Seluruh tulisan yang ada di http://batiksupreme.blogspot.com/ tidak diperkenankan untuk dipublikasikan ulang untuk keperluan apa pun kecuali memberi linkback ke URL postingan yang dipublikasikan ulang dengan atribut dofollow.
Iklan sponsor berupa banner, iklan text, merupakan iklan dari pihak ketiga dan isi sepenuhnya bukan merupakan tanggung jawab kami. Silahkan langsung merujuk pada situs yang bersangkutan.

Read more...

Contact us

Jika Anda memiliki pertanyaan tentang blog ini hubungi
dhonysinatra@gmail.com
081915197077

Read more...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger

  © Blogger template Batik bagus by Xinatra 2011

Back to TOP