Motf-motif Batik Lasem

Motif batik lasem beragam, seperti lokcan, banji, seruni, lung-lungan atau sulur-suluran tumbuhan, burung hong, tetapi bisa juga tumbuhan seperti pala, kilin (binatang dalam mitologi), dan kupu-kupu yang memperlihatkan pengaruh China.
Maryati, salah satu anggota KUB Srikandi desa Jeruk Pancur bisa menyebutkan motif-motif batik lebih banyak lagi. Antara lain adalah trutum, lathohan, naga puspa, ungkeran, semanggi, palangan, geblok kasur, cacingan, seritan, latohan, sisik trenggiling, bedaan, rukcan, kasiran, lung-lungan, jagung sak ontong, kricaan, ceplok melati, sido mukti, siri mulyo, krendo, lerekan, tawung, dan masih ada yang lain. Masih menurut Maryati, satu lembar kain batik bisa terdiri dari tiga nama motif tersebut di atas, atau lebih.

Sementara itu Ketua Dekranasda Rembang, Ny Umy Jazilah Salim dihubungi terpisah menyatakan, pihaknya selaku lembaga yang berkecimpung menangani bidang kerjainan menyambut gembira terwujudnya 3 show room tempat memamerkan hasil kerajinan asli kabupaten Rembang.
Ny Umy berjanji tidak akan menganakemaskan salah satu produk. Menurutnya seluruh produk adalah unggulan kabupaten Rembang, sehingga harus mendapat perlakuan yang sama.
Pihaknya juga akan melakukan terobosan dengan pengusaha yang termasuk katagori besar di Rembang, agar mau peduli dengan industri kerajinan rumahan untuk dibina dan dibentuk pola bapak asuh.

Read more...

Sekilas Mengenai Batik Lasem


Lasem sebagai sebuah kota kecil terletak dipesisir yang diyakini sebagai tempat dimana orang Cina pertama kali berlabuh didaratan Cina. Kota ini diperkirakan sebagai tempat tinggal komunitas dan pelabuhan penting di sebelah utara pulau jawa sejak abad IX dan menajdi satu dari tiga pelabuhan penting dimasa kerajaan Majapahit. Nama Lasem dipercaya dinamai oleh laksamana Ceng Ho yang mendarat dengan 63 buah armadanya La berarti 6 dan Sam berarti 3.
Kebudayaan Jawa dan Cina berpadu lalu menghasilkan sesuatu yang indah di lasem. Pengaruh kebudayaan Cina pada batik lasem dapat ditandai dalam motif seperti: Gambar Naga, Burung Merak, Kilin(Naga pada mitos Cina), Ayam, Kupu-kupu, Ikan Mas,dan lain-lain. Pengaruh kebudayaan Jawa ditandai dengan motif Parang, Kawung, Udan liris dan lain-lain.Warna dominan Batik Tulis lasem adalah: merah tua, biru, cokelat muda, hijau, biru tua, dan ungu. Warna yang paling unik dan popular adalah merah tua dan biasanya disebut merah darah ayam.

Read more...

Batik Lasem

Sejarah Batik Lasem erat hubungannya dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho pada tahun 1413. Babad Lasem karangan Mpu Santri Badra di tahun 1401 Saka ( 1479 M,), ditulis ulang oleh R Panji Kamzah tahun 1858 menyebutkan, anak buah kapal Dhang Puhawang Tzeng Ho dari Negara Tiong Hwa, Bi Nang Un dan istrinya Na Li Ni memilih menetap di Bonag setelah melihat keindahan alam Jawa.
Di tempat mukim baru ini, Na Li Ni mulai membatik bermotifkan burung hong, liong, bunga seruni, banji, mata uang dan warna merah darah ayam khas Tiong Hwa. Motif ini menjadi ciri khas unik Batik Lasem.
Keunikan Batik Lasem itu mendapat tempat penting di dunia perdagangan. Pedagang antarpulau dengan kapal kemudian mengirim Batik Lasem ke seluruh wilayah Nusantara. Bahkan diawal abad XIX Batik Lasem sempat diekspor ke Thailand dan Suriname. Batik Lasem memasuki masa kejayaan.
Booming Batik Lasem membuat perajin menjadi semakin kreatif. Motif baru seperti latohan, gunung ringgit, kricakan atau watu pecah bermunculan. Syahdan perajin menciptakan motif kricakan karena terinspirasi penderitaan rakyat saat harus memecah batu-batu besar untuk dibuat jalan raya pos oleh Daendels.
Batik Lasem terus menorehkan catatan emas hingga jelang berakhirnya penjajahan kolonial. Para pengusaha Batik Lasem yang berasal dari kalangan Tionghoa mendapat tempat istimewa di penduduk pribumi karena membuka lapangan kerja yang banyak.
Masa kejayaan batik yang menjadi ikon pembauran budaya Jawa dan Cina itu mulai menyurut tahun 1950-an. Penyebab utama kemunduran Batik Lasem adalah karena terdesak oleh maraknya batik cap di berbagai daerah. Selain itu, juga dikarenakan kondisi politik yang menyudutkan etnis Cina yang merupakan penguasa perdagangan Batik Lasem.
Menurut data Forum Economic Development (Fedep) Rembang, tahun 1950-an ada sekitar 140 pengusaha Batik Lasem. Tahun 1970-an jumlahnya merosot hingga tinggal separo. Puncaknya tahun 1980-an pengusaha Batik Lasem hanya tinggal mencapai 7 orang saja yang aktif. Selanjutnya perkembangan Batik Lasem terus mengalami pasang dan surut.

Read more...

Perbedaan Batik Tulis dan Batik Cap


Perkembangan batik pada masa sekarang cukup menggembirakan, hal ini berdampak positif bagi produsen batik-batik di berbagai daerah. Permintaan batik tulis maupun batik cap sangat tinggi sekali, walaupun kebutuhan pasar batik tersebut sebagian sudah dipenuhi dengan tekstil bermotif batik yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tekstil yang bermodal besar. Beberapa pengrajin batik menghendaki untuk pembayaran di muka agar produksinya bisa lancar dan pembeli akan segera menerima pesanan yang diminta, hal ini mengingatkan pada masa tahun 70-an dimana pada waktu itu batik juga mengalami permintaan yang cukup lumayan jumlahnya.

Read more...

Jenis Batik


Indonesia tercinta memiliki banyak budaya yang bisa kita banggakan di dunia internasional. Salah satunya kita mempunyai batik dan saat ini dinominasikan dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusian UNESCO (Representative List of Intangible Cultural Heritage-Unesco). Corak dan motif batik Indonesia sendiri sangat banyak, ada yang merupakan motif asli dari nenek moyang bangsa kita dan ada juga yang merupakan akulturasi dengan bangsa lain.inilah jenis-jenis batik yang ada di Indonesia:

Read more...

Definisi Batik


Sebenarnya Batik Berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan "nitik"kata batik sendiri memilki definisi pembuatan corak(motif batik) menggunakan canting yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.Dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik Busana Batik dan Blus batik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik Batik Solo adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Desain Busana Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak Busana Batik dan Blus batik hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.
Cara pembuatan:
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Read more...

Privacy policy

Seluruh posting yang ada di batiksupreme merupakan informasi yang dikumpulkan dari internet berdasarkan proses browsing, beberapa diantaranya ada juga pendapat pribadi
Kami tidak bertanggungjawab atas adanya kerugian, baik materiil maupun inmateriil, yang terjadi disebabkan oleh postingan-postingan tersebut. Jika diperlukan dan diinginkan, kami berhak untuk sewaktu-waktu mengubah atau menghapus artikel yang telah kami publikasikan sebelumnya tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Hal yang sama berlaku pula untuk keseluruhan blog batiksupreme ini.
Seluruh tulisan yang ada di http://batiksupreme.blogspot.com/ tidak diperkenankan untuk dipublikasikan ulang untuk keperluan apa pun kecuali memberi linkback ke URL postingan yang dipublikasikan ulang dengan atribut dofollow.
Iklan sponsor berupa banner, iklan text, merupakan iklan dari pihak ketiga dan isi sepenuhnya bukan merupakan tanggung jawab kami. Silahkan langsung merujuk pada situs yang bersangkutan.

Read more...

Contact us

Jika Anda memiliki pertanyaan tentang blog ini hubungi
dhonysinatra@gmail.com
081915197077

Read more...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger

  © Blogger template Batik bagus by Xinatra 2011

Back to TOP